Selasa, 31 Januari 2017

ATP ZARRAH, BIJI SAWI, DAN ATOM (FLOWERIZA YULIA ADMIIN KOMPASY) RABU 01 FEBRUARI 2017

*ZARRAH, BIJI SAWI, DAN ATOM*

Pada zaman dahulunya, orang-orang memahami biji zarrah itu sama dengan biji sawi. Namun seiring berjalannya ilmu pengetahuan seperti ilmu kimia hal tersebut sedikit direvisi, di dalam ilmu kimia  ini biji zarrah lebih kecil dari partikel sub atomik yang ada. Dan sub atomik jutaan kali jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan sebuah biji sawi. Atom itu kecilnya luar biasa, tidak bisa dilihat dengan mata secara langsung. Apalagi subatomiknya, seperti proton, neutron dan elektron atau mungkin nanti ada lagi penemuan yg lebih kecil dari pada itu. Dan Allah pun berjanji untuk tidak melewatkannya.

Intinya adalah biji zarrah itu sangat kecil. Sungguh kita sendiri sulit membayangkan seberapa kecilnya biji zarrah tersebut bukan??

Dalam Surat Al Zalzalah ayat 7-8 dijelaskan
"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

MasyaAllah
Begitu Maha Baiknya Allah kpd kita umatnya.
Sekecil apapun kebaikan itu, mari kita lakukan dengan ikhlas. Jangan pernah kagok untuk melakukannya. Karena kita tidak tahu amalan mana yg mengantarkan kita ke syurgaNya kelak.

Begitu juga pada ayat 8, sekecil apapun perbuatan buruk yg kita lakukan, akan diperhitungkan. Maka berhati hatilah, karena terkadang perbuatan buruk itu dilakukan tanpa kita sadari. Waspadalah...

Oleh: Floweriza Yulia Admin Kompasy

ATM HARTA QARUN (KARUN) (dr.SOPHIA) SELASA 31 JANUARI 2017

📚 Renungan 1/3 Malam📚

*HARTA QARUN (KARUN)*

» Mari kita simak Ayat - Ayat Al Qur'an berikut ini :

(Al-Qaşaş): 78 , 79 , 82 

» Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya,
dan lebih banyak mengumpulkan harta ??
Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.
Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun ;
Sesungguh ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
Maka Kami ( Allah ) benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah.
Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

»»» Maha Benar Allah Dengan Segala FirmanNYA...

ULASAN :

»» Karun adalah salah Seorang yang telah melampaui BATAS....Kekayaannya tidak Terhingga dan Karun merasa Kekayaannya ini Berkat usaha Kerja Kerasnya. Dia menjadi SOMBONG dan melupakan yang Maha Pemberi Rezeki ALLAH SWT.
Maka datanglah Azab dari ALLAH SWT dimana Karun beserta seluruh *HARTA*nya
di *BENAM*kan kedalam perut bumi .
Inilah Hukuman bagi orang - orang yang *SOMBONG , KIKIR
( tidak mau ber Sedekah/berInfak /berZakat ) dan Tidak Pandai ber *SYUKUR*.....
Suatu Contoh bagi Orang - Orang yang
memper *TUHAN*kan *HARTA* atau
diper *BUDAK*
oleh *HARTA*....
Naaudzubillahi Miinzalik....

ISTIQOMAH....
INSYAA ALLAH HUSNUL KHOTIMAH

»»» Mari Anak Anak.Sholeh Mom,Saudara SaudaraKu kita tunaikan Sholat TAHAJJUD dan Insyaa Allah SHAUM ( Puasa ) Sunnah nya....

Wass Wrwb,
Sophia/ The Aminy"s

Oleh : dr. Sophia

ATM HARTA QARUN (KARUN) (dr.SOPHIA) SELASA 31 JANUARI 2017

📚 Renungan 1/3 Malam📚

*HARTA QARUN (KARUN)*

» Mari kita simak Ayat - Ayat Al Qur'an berikut ini :

(Al-Qaşaş): 78 , 79 , 82 

» Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya,
dan lebih banyak mengumpulkan harta ??
Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.
Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun ;
Sesungguh ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
Maka Kami ( Allah ) benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah.
Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

»»» Maha Benar Allah Dengan Segala FirmanNYA...

ULASAN :

»» Karun adalah salah Seorang yang telah melampaui BATAS....Kekayaannya tidak Terhingga dan Karun merasa Kekayaannya ini Berkat usaha Kerja Kerasnya. Dia menjadi SOMBONG dan melupakan yang Maha Pemberi Rezeki ALLAH SWT.
Maka datanglah Azab dari ALLAH SWT dimana Karun beserta seluruh *HARTA*nya
di *BENAM*kan kedalam perut bumi .
Inilah Hukuman bagi orang - orang yang *SOMBONG , KIKIR
( tidak mau ber Sedekah/berInfak /berZakat ) dan Tidak Pandai ber *SYUKUR*.....
Suatu Contoh bagi Orang - Orang yang
memper *TUHAN*kan *HARTA* atau
diper *BUDAK*
oleh *HARTA*....
Naaudzubillahi Miinzalik....

ISTIQOMAH....
INSYAA ALLAH HUSNUL KHOTIMAH

»»» Mari Anak Anak.Sholeh Mom,Saudara SaudaraKu kita tunaikan Sholat TAHAJJUD dan Insyaa Allah SHAUM ( Puasa ) Sunnah nya....

Wass Wrwb,
Sophia/ The Aminy"s

Oleh : dr. Sophia

Senin, 30 Januari 2017

ATP LIDAH MU LEBIH TAJAM DARIPADA PEDANG (BILAL MEMBER KOMPASY) SELASA 31 JANUARI 2017

LIDAH MU LEBIH TAJAM DARIPADA PEDANG

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian,hendaklah iya bertutur kata yang baik atau lebih baik diam” (HR. Bhukhari  dan Muslim)

Pentingnya menjaga lisan demi menjaga persaudaraan.

Setiap yang tindakan memiliki pertanggungjawaban. Tidak ada sedikitpun yg terlewatkan.

Sesuai dalam firmanNya didalam alquran.

Bahwa Allah Subhanallahu wa ta'ala dalam al-Quran berfirman,

﴿ما یَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَیْهِ رَقیبٌ عَتیدٌ﴾ “

Tiada suatu ucapan pun (baik atau buruk) yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Raqib dan Atid (malaikat pengawas yang selalu hadir).” (Qs. Qaf [50]:18)

Sulit bagi seseorang untuk menjaga lisannya kecuali seorang yang taat beramal shalih yang dapat menjaganya dengan baik terlebih manusia tidaklah dapat hidup seorang diri melainkan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan beriman pada hari akhir.

Rasulullah SAW pernah bersabda yaitu “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendak nya berkata baik atau diam”Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, Uqbah bin Amir berkata : aku pernah bertanya kepada Rasullah SAW, Ya Rasulullah, apakah keselamatan itu? beliau menjawab, tahanlah lisan mu & hendak nya rumah mu menyenangkan mu (karena penuh dengan dzikir dan mengingat Allah SWT) dan menangislah atas kesalahan mu (karena menyesal). (HR. Tirmidzi).

Dengan kata lain kita dianjurkan untuk slalu berpikiran positif,menghindari gibah,dan fitnah dari segala kesalahfahaman antar manusia demi menjaga ukhuwah islamiyah terhadap umat manusia yg sama-sama meraih ridho dan kecintaan Lillahi ta'ala.

Oleh: Bilal Member Kompasy

ATP LIDAH MU LEBIH TAJAM DARIPADA PEDANG (BILAL MEMBER KOMPASY) SELASA 31 JANUARI 2017

LIDAH MU LEBIH TAJAM DARIPADA PEDANG

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian,hendaklah iya bertutur kata yang baik atau lebih baik diam” (HR. Bhukhari  dan Muslim)

Pentingnya menjaga lisan demi menjaga persaudaraan.

Setiap yang tindakan memiliki pertanggungjawaban. Tidak ada sedikitpun yg terlewatkan.

Sesuai dalam firmanNya didalam alquran.

Bahwa Allah Subhanallahu wa ta'ala dalam al-Quran berfirman,

﴿ما یَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَیْهِ رَقیبٌ عَتیدٌ﴾ “

Tiada suatu ucapan pun (baik atau buruk) yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Raqib dan Atid (malaikat pengawas yang selalu hadir).” (Qs. Qaf [50]:18)

Sulit bagi seseorang untuk menjaga lisannya kecuali seorang yang taat beramal shalih yang dapat menjaganya dengan baik terlebih manusia tidaklah dapat hidup seorang diri melainkan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan beriman pada hari akhir.

Rasulullah SAW pernah bersabda yaitu “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendak nya berkata baik atau diam”Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, Uqbah bin Amir berkata : aku pernah bertanya kepada Rasullah SAW, Ya Rasulullah, apakah keselamatan itu? beliau menjawab, tahanlah lisan mu & hendak nya rumah mu menyenangkan mu (karena penuh dengan dzikir dan mengingat Allah SWT) dan menangislah atas kesalahan mu (karena menyesal). (HR. Tirmidzi).

Dengan kata lain kita dianjurkan untuk slalu berpikiran positif,menghindari gibah,dan fitnah dari segala kesalahfahaman antar manusia demi menjaga ukhuwah islamiyah terhadap umat manusia yg sama-sama meraih ridho dan kecintaan Lillahi ta'ala.

Oleh: Bilal Member Kompasy

ATM QS AL HIJR AYAT 88-89 (NURUL F) SENIN 30 JANUARI 2017

Qs Al Hijr ayat 88-89

(88). لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada keni`matan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

(89). وَقُلْ إِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْمُبِينُ

Dan katakanlah: "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan".

 Ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw. Ayat ini memperingatkan Nabi Muhammad Saw agar tidak terpikat oleh nikmat dunia dan kemewahan yang dimiliki orang-orang kafir. Tentu saja larangan ini tidak berarti Nabi Muhammad Saw telah melakukan itu, tapi sebuah metode pendidikan ilahi mengenai Nabi Muhammad Saw agar umat Islam belajar bagaimana cara menghadapi Rasulullah Saw. Selain itu, kaum mukminin harus mengetahui bahwa tidak hanya mereka tapi juga para nabi tidak berhak melangkah lebih jauh dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah swt.

Jelas, Nabi Muhammad Saw tidak pernah punya kecenderungan terhadap kemewahan lahiriah dunia. Larangan ini sebuah peringatan dari Allah kepada utusan-Nya agar mewaspadai perilakunya. Tentu saja tingkat keberpalingan Nabi dari dunia yang dimiliki orang-orang kafir, sama dengan perintah Allah kepada kaum mukminin agar memperhatikan orang-orang miskin dan tidak mampu.

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Lalai dari berbagai nikmat spiritual seperti al-Quran dan kecenderungan akan nikmat materi yang dimiliki orang-orang kafir, merupakan bahaya yang mengancam orang-orang mukmin.

2. Beperilaku lembut dengan masyarakat merupakan keistimewaan para pemimpin Ilahi yang harus dijadikan teladan oleh para pengikutnya.

Oleh : Nurul F

Minggu, 29 Januari 2017

ATP ANALOGI LAYANGAN PUTUS (FLO ADMIIN KOMPASY) SENIN 30 JANUARI 2017

*ANALOGI LAYANGAN PUTUS*

Pernahkah kita semua bermain layangan??
Tentu saja pernah bukan??
Paling tidak melihat dan merasakan sensasinya

Ya, bermain layangan adalah permainan yg membuat kita candu, walaupun memang banyak digalangi oleh para lelaki. Apalagi dilakukan berjamaah di sore hari.

Nah, jika layangan sudah berada di atas, layangan akan mengikuti arah tali yg kita mainkan. Tetapi terkadang ada layangannya yg mudah ditarik atau sulit untuk digerakkan. Kenapa?

Coba perhatikan jika  talinya putus. Apa yang terjadi??
Semuanya bergerak untuk saling mencari si layangan bukan? Berebut untuk saling mendapatkan.

Jika kita analogikan peristiwa main layangan tadi dalam kehidupan sehari hari, tali itu adalah aqidah (pengikat/ikatan) yg berasal dari kata عَقَدَ-يَعْقِدُ-عَقْدً .Layangan itu adalah kita umat Islam. Contoh gamblangnya begini, Apakah ada dari diri ini terpanggil  melalui panggilan Hayya ‘alash Sholah Nya???. Jika ada ada ikatan, maka akan terpanggil dg mudah. Tanya diri, lirik ke hati.

Maka dari itu harus diperkuat ikatan kita dengan Sang Maha Pencipta.
Tapi, jika tali(aqidah) itu putus bagaimana??
Jawabannya adalah kita akan menjadi santapan lezat dari orang orang kafir, diperebutkan. Sehingga mudah bagi mereka lagi untuk menodai pikiran umat islam, dunia yg membabi buta dalam dada. Akhirnya hati akan semkin jauh dariNya

Fenomena inilah yang terjadi di negara kita sekarang. Hal ini sesuai dengan apa yang digambarkan Rasulullah beberapa waktu silam.

Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud)

Semoga kita semua tergolong kepada umat yg beriman dan bertaqwa yg memiliki aqidah yang kuat untuk menjalani kehidupan dunia fana ini.

Oleh : Flo Admiin Kompasy

ATM QS AL HIJR AYAT 87 (NURUL F) SABTU 28 JANUARI 2017

Qs Al Hijr ayat 87

(87). وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ
Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Qur'an yang agung.

Setelah menjelaskan penciptaan langit, bumi dan keagungan penciptaan, ayat ini mengulas keagungan al-Quran. Maksud dari frase "Sab'an min al-Matsani" (tujuh ayat yang dibaca dua kali adalah surah al-Fatihah yang memiliki 7 ayat yang dua kali diturunkan dan dua kali dibaca ketika shalat. Surat ini terdiri dari dua bagian; pertama mengenai sifat-sifat Allah dan bagian lainnya menjelaskan kebutuhan manusia akan Allah. Penyebutan kata al-Quran yang agung setelah surat al-Fatihah menunjukkan urgensi dan keagungan surat ini, meskipun surat al-Fatihah bagian dari al-Quran.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Pembuat hukum hakiki adalah Sang Pencipta. Allah yang menciptakan langit, bumi dan manusia berhak menetapkan undang-undang untuk manusia agar dapat memanfaatkan semua nikmat tersebut lebih baik.

2. Allah adalah pencipta tujuh langit dan menurunkan tujuh ayat surat al-Fatihah untuk menuntun manusia bermunajat dan memohon kepada penciptanya.

Oleh: Nurul F

Jumat, 27 Januari 2017

ATP SABARLAH DALAM SENDIRI (SINTA EVI ADMIIN KOMPASY) SABTU 28 JANUARI 2017

*Sabarlah dalam sendiri*

Hati ini hadir untuk saling isi
Hati ini hadir untuk saling mengasihi
Hati ini hadir untuk saling menyayangi
Dengan ikatan yang halal hingga ke jannah nanti

Namun dengan sendiri kadang hati ini gundah
Menanti hadirnya dalam resah
Tak jarang pula hati di rundung gelisah
Apakah itu makna sebenarnya dalam sendiri ?
*Tentu bukan*

Sendiri adalah status terbaik sebelum ikatan halal tiba
Sendiri dalam taat hingga dia hadir dalam tempat
Tuk mengisi hati dan semakin dekat dengan akhirat
Sendiri adalah masa dimana untuk persiapan

Persiapan jadi tauladan yang baik untuk calon anak kita kelak
Persiapan jadi istri shalihah untuk suami kita kelak
Dengan sendiri kita mampu berprestasi
Mampu jadi pribadi yang mandiri tuk wujudkan semua mimpi

Sendiri itu bahagia di kala banyak sahabat yang saling canda
Dapat berorientasi dengan mereka

Tak perlu resah apalagi gundah
Karena dia yang tercipta akan segera datang sesuai pribadi kita ..
Dia yang terbaik akan bersama denganmu yang terbaik
Dia yang masih belum baik akan bersamamu dengan dia yang pandai memperbaiki diri ..

Oleh: Sinta Evi Admin Kompasy

ATM QS AL HIJR AYAT 85-86 (NURUL F) JUM'AT 27 JANUARI 2017

Qs Al Hijr ayat 85-86

(85). وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ ۗوَإِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ ۖفَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.

(86). إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ
Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

Dalam acara sebelumnya telah dijelaskan mengenai nasib sebagian umat-umat terdahulu seperti kaum Luth dan Tsamud. Ayat yang telah dibacakan ini dan ayat-ayat selanjutnya berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dan umat Islam agar mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu dan jangan coba-coba melakukan permusuhan dan keras kepala di hadapan ajaran-ajaran langit. Mereka harus memakai metode paling tepat saat menghadapi para penentang ajaran Ilahi.

Ayat-ayat ini mengisyaratkan kebenaran pencipta, Hari Akhir dan penciptaan alam oleh Allah swt, kemudian meminta kepada mukminin memaafkan para penentang agama.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Penciptaan punya tujuan dan akan berakhir pada dunia akhirat dan kiamat.

2. Pondasi akhlak Islam dalam memaafkan orang lain adalah iman kepada pencipta dan Hari Akhir. Bila kiamat benar dan semua manusia akan diperhitungkan amal perbuatannya, Mukminin hendaknya memaafkan orang lain agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka. Karena Allah akan memperhitungkan dosa-dosa orang kafir.

Oleh: Nurul F

ATP PENGADILAN ALLAH - HISAB (dr.SOPHIA) JUM'AT 27 JANUARI 2017

📚 Renungan1/3 Malam 📚

PENGADILAN ALLAH - HISAB

»» Marilah Kita Simak Ayat - Ayat Al Qur'an Berikut Ini :

» (Az Zumar): 67-70

Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNYA pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNYA.

Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.

Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang benderanglah bumi
(padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing)
dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.

»»» Maha Benar Allah Dengan Segala FirmanNYA...

ULASAN :

»» Allah SWT Penguasa Langit & Bumi yang menentukan Akhir dari Kehidupan Dunia bagi semua Ummat manusia....

Manusia akan Dihidupkan kembali untuk Mempertanggung jawabkan Perbuatannya....
Mulut akan terkunci saat itu.

Hanya Kaki , Tangan dan Kulit Kita yang akan BerSaksi....
Tiada ada Satupun Perbuatan *BAIK*
maupun *BURUK* Kita yang Tidak Terungkap saat itu untuk Dipertanggung Jawabkan yang kemudian akan Menentukan apakah Imbalan yang akan kita peroleh»»»
JANNAH atau NAAR....

Oleh karena itu Marilah Perbanyak Amal Ibadah Kita selagi Kita Masih diberi Kesempatan oleh Allah SWT.

ISTIQOMAH....
INSYAA ALLAH HUSNUL KHOTIMAH

»»» Mari Anak Anak Sholeh Mom,Saudara SaudaraKu kita tunaikan Sholat TAHAJJUD nya....

Wass Wrwb,
Sophia/ The Aminy"s

Oleh: dr.Sophia

Rabu, 25 Januari 2017

ATP MATA (ARDIANA PENGURUS KOMPASY) KAMIS 26 JANUARI 2017

MATA

Katanya cinta itu datangnya dari mata lalu turun ke hati
Katanya dari mata itu bisa terlihat kejujuran

Padahal,Rasulullah saja belum pernah bertemu dengan kita
Tapi seberapa besar cintanya kepada kita?
Seberapa berat Rasulullah memikirkan nasib kita di masa ini?

Padahal kita belum pernahpun jua berjumpa dengan Rasulullah
Tapi bagaimana kita bisa jatuh hati sehingga begitu memujanya sepenuh hati?

Padahal,kitapun belum pernah bertatap pula secara langsung dengan Allah
Tapi Allah Tahu tentang hal-hal apa yang kita sembunyikan,hal-hal apa yang harusnya secara jujur kita ungkapkan

Sungguh,bukan mata yang mampu membuat jatuh hati
Sungguh,bukan dari matapun kita mampu melihat kejujuran

Jangan mudah menaruh hati pada mata yang belum tentu benar-benar kita tahu,apakah tatapannya benar-benar sungguh ada cinta
Jangan mudah percaya meski mata itu berusaha menunjukkan kejujuran,karna belum tentu mata itu tidak dibuat-buat

Percaya saja kepada Iman yang mampu membuat kita jatuh hati pada Rasulullah..

Percaya saja pada Iman yang mampu membuat kita takut untuk tidak jujur kepada Allah.

Oleh: Ardiana (Pengurus Kompasy)

ATM QS AL HIJR : 80-84 (NURUL F) RABU 25 JANUARI 2017

Qs Al Hjir ayat 80-84

80). وَلَقَدْ كَذَّبَ أَصْحَابُ الْحِجْرِ الْمُرْسَلِينَ
Dan sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul,

(81). وَآتَيْنَاهُمْ آيَاتِنَا فَكَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ
dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling daripadanya,

(82). وَكَانُوا يَنْحِتُونَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا آمِنِينَ
dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman.

(83). فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi,

(84). فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
maka tak dapat menolong mereka, apa yang telah mereka usahakan.

Setelah membahas tentang kaum Nabi Luth dan Syu'aib as, ayat-ayat surat al-Hijr selanjutnya menceritakan kisah kaum Tsamud. Kaum ini membuat rumah-rumah mereka di dalam gunung. Itulah mengapa mereka disebut kaum Hijr. Ayat-ayat ini menyebut kaum Hijr punya kebiasaan mendustakan para nabi dan berpaling dari tanda-tanda dan mukjizat Ilahi. Mereka tidak pernah mengikuti ajakan seorang nabi pun. Nabi Saleh as diutus Allah ke kaum Hijr. Beliau menasehati mereka, namun tidak pernah diterima.

Kaum Hijr atau Tsamud sama seperti kaum Nabi Luth dan Syu'aib as terkena azab duniawi. Mereka binasa setelah muncul suara menggelegar dari langit. Sungguh menarik menyimak kisah kaum Tsamud yang membuat rumah mereka di dalam gunung, ternyata tidak mampu menyelematkan mereka dari azab Ilahi.

Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Sikap permusuhan dan keras kepala bersumber dari kekafiran dan penentangan terhadap para nabi. Karena ucapan para nabi jelas, sederhana dan mudah dipahami.

2. Tidak ada yang mampu menghalangi kehendak Ilahi. Oleh karenanya kita jangan menyandarkan diri pada kekuasaan, kekayaan dan segala fasilitas yang ada di dunia. Semua ini tidak mampu menyelamatkan kita dari azab ilahi.

Oleh: Nurul F

Selasa, 24 Januari 2017

ATP HIDUP (SINTA ADMIIN REG 4) RABU 25 JANUARI 2017

HIDUP

Hidup ini tak kan ada guna jikalau jauh dengan Rabb kita
Tak berarti saat ibadah tercecer hingga nanti
Hanya jenuh yang mendera dalam hati
Hanya kesusahan yang hadir dalam diri
Hanya kelalaian yang menyelimuti

Hidup ini butuh tujuan
Butuh kepastian
Butuh segalanya yang membut hidupmu mendekat denganNYA

Bukan hanya hidup dengan kemewahan
Namun jauh dengan naungan
Yang menyebabkan hatimu lalai tak karuan

Apa gunanya. ?
Tentu tak ada gunanya sama sekali
Semakin jauh dengan Allah
Maka akan semakin sulit hidup
Bagai jalan panjang tiada berujung

Hidup adalah pilihan
Hidup butuh impian
Impian tuk gapai ridhaNYA
Di setiap  perjalanan yang kita lakukan
Tak perlu resah apalagi gundah dengan takdirnya
Cukuplah berdoa dengan segala tuntunan Nabi kita
Maka kedamaian hatipun akan terasa dalam dada

Oleh: Sinta Admin Reg 4

ATM QS AL HIJR : 78-79 (NURUL F) SELASA 24 JANUARI 2017

Qs Al Hjir ayat 78-79

(78). وَإِنْ كَانَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ لَظَالِمِينَ
Dan sesungguhnya adalah penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim,

(79). فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ وَإِنَّهُمَا لَبِإِمَامٍ مُبِينٍ
maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu benar-benar terletak di jalan umum yang terang.

Setelah membicarakan kaum Nabi Luth as, ayat 78-79 membahas tentang kaum Nabi Syu'aib as. Mereka hidup di daerah bernama Aikah yang sejuk dan subur. Kata Aikah sendiri berarti hutan. Perlu dibedakan antara daerah Aikah dan Madyan. Karena Nabi Syu'aib as diutus ke dua daerah ini.

Sekalipun ayat-ayat di atas tidak mengisyaratkan dosa-dosa penduduk kota Aikah, namun penyebutan kezaliman punya makna luas dan mencakup setiap dosa dan maksiat. Sejatinya dosa pada tingkat pertamanya kembali pada kezaliman dan dilakukan manusia kepada dirinya sendiri dan setelah itu kezaliman terhadap ajaran yang dibawa oleh para utusan Allah. Bila disebutkan bahwa kerusakan yang menimpa kaum Nabi Luth as masih ada, ayat-ayat ini juga menyebut kehancuran kota Aikah juga masih ada bekas-bekasnya dan dapat disaksikan oleh manusia setelahnya.

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Akibat dari kezaliman adalah kehancuran. Boleh jadi kezaliman individual tidak mengakibatkan azab dunia, tapi ketika kezaliman telah menguasai sejumlah kalangan masyarakat, azab ilahi bakal turun.

2. Menjaga dan melindungi peninggalan sejarah, baik itu orang-orang baik maupun tidak harus dilakukan untuk menjadi pelajaran orang-orang sesudahnya.

Oleh: Nurul F

Senin, 23 Januari 2017

ATP ADAB MEMBACA AL QUR'AN (UST. UNDANG SUHERLAN) SELASA 24 JANUARI 2017

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
__________________

Adab Membaca
AL Q U R ' A N
~~~~~~~~~~~~~~~

⭕️1⭕️
Awali Tilawah Qur'an dengan membaca Ta'awudz.
Allah subhanahu wata'alaa berfirman yang artinya :

"Apabila kalian akan membaca Al Qur'an maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk."
(QS. An Nahl : 98).

⭕️2⭕️
Perhatikan hukum-hukum Tajwid dan saat membunyikan huruf-huruf sesuai dengan Makhrojnya serta membacanya dendan Tartil (perlahan-lahan).
Allah subhanahu wa ta'alaa berfirman yang artinya :

"Dan bacalah Al Qur'an dengan perlahan-lahan."
(QS. Al Muzzammil : 4)

⭕️3⭕️
Disunnahkan memanjangkan bacaan dan memperindah suara saat membacanya.
Anas bin Malik pernah ditanya, "Bagaimana bacaan Nabi shalallahu 'alaihi wassalam terhadap Al Qur'an." Anas menjawab: "Bacaannya panjang (mad), kemudian nabi membaca "بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم" sambil memanjangkan "bismillahi" dan memanjangkan bacaan "ar rohmaani" , dan memanjangkan bacaan " ar rahiim". (HR. Bukhari).
Dan Nabi shalallahu 'alaihi wassalam juga bersabda :
"Hiasilah suara kalian dengan Al Qur'an." (HR. Abu Dawud).

⭕️4⭕️
Dengarkanlah bacaan Al Qur'an dengan baik dan diam, tidak berbicara."
Allah subhanahu wata'alaa berfirman yang artinya :
"Dan apabila Al Qur'an dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik agar kamu mendapat Rahmat. (QS. Al A'Raaf : 204).

⭕️5⭕️
Termasuk sunnah adalah berhenti membaca apabila sudah mengantuk, karena Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :
"Apabila salah seorang diantara kalian bangun di malam hari, lalu lisannya sulit untuk membaca Al Qur'an hingga tidak menyadari apa yang dibaca, maka hendaknya dia berbaring (tidur)."
(HR. Muslim).

⭕️6⭕️
Mengeraskan dan merendahkan Bacaan.
Dari Uqbah bin Amir Al Juhari ra mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda yamg artinya :
"Orang yang mengeraskan bacaan Al Qur'an seperti orang yang bersedekah secara terang2an, dan orang yang melirihkan bacaan Al Qur'an seperti orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi."
(HR. Abu Dawud).

⭕️7⭕️
Tidak menyela bacaan Al Qur'an.
Memotong bacaan Al Qur'an dengan percakapan, tertawa, bermain-main atau melihat sesuatu yang mengalihkan perhatian dari melihat Al Qur'an hukumnya makruh. Dari Nafi' ra berkata yang artinya :
"Ibnu Umar apabila membaca Al Qur'an tidak menyela dengan suatu pembicaraan sampai beliau menyelesaikan bacaannya."
(HR. Bukhari).

⭕️8⭕️
Melakukan sujud Tilawah saat menemukan Ayat2 Sajadah.
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata :
"Nabi (pernah) membacakan surat untuk kami yang didalamnya terdapat ayat sajadah. Kemudian beliau sujud, maka kamipun sujud sampai-sampai salah seorang diantara kami ada yang tidak mendapatkan tempat untuk melakukan sujud."
(HR. Bukhari).

Oleh: Ustadz Undang Suherlan

______________

ATM QS AL HIJR: 74-75 (NURUL F) SENIN 23 JANUARI 2017

Qs Al Hijr Ayat 74-77

(74). فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ
Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.

(75). إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.

(76). وَإِنَّهَا لَبِسَبِيلٍ مُقِيمٍ
Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).

(77). إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Dalam kesempatan yang lalu telah kita sebutkan bahwa kaum Nabi Luth as terkena azab Ilahi berupa suara keras yang mengguntur ketika matahari terbit. Kaum Nabi Luth as kaget dan pingsan. Setelah suara gelegar tiba-tiba terjadi gempa bumi dahsyat yang membalikkan kota itu. Rumah-rumah terbalik menimpa penghuninya yang lagi tertidur. Dalam kondisi yang demikian turun hujan batu menghancurkan kota untuk membinasakan siapa saja yang masih selamat setelah suara menggelegar dan gempa bumi dahsyat.

Lanjutan ayat ini menyebut kota rusak kaum Nabi Luth as masih ada dan setiap konvoi yang melewati tempat itu dapat menyaksikannya. Tentu hanya orang-orang cerdas yang mengambil pelajaran setelah menyaksikan bekas-bekas kota ini. Karena semua ini menunjukkan kebesaran dan kekuatan Allah serta terbuktinya janji-janji Allah di dunia, sekaligus memperkuat keimanan masyarakat.

Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Tangan Allah senantiasa terbuka. Allah yang menurunkan hujan rahmat dari langit mampu menurunkan hujan batu yang menimpa kaum yang jahat dan membinasakannya.

2. Peninggalan dari umat-umat terdahulu hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi akan datang.

Oleh: Nurul F

ATP ADAB TERHADAP JENAZAH (UST. UNDANG SUHERLAN) SENIN 23 JANUARI 2017

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
__________________

Adab Terhadap
J E N A Z A H
~~~~~~~~~~~~~~~

⭕️1⭕️
Segeralah merawat dan menguburkan Jenazah untuk meringankan beban keluarganya dan sebagai rasa belas kasih terhadap mereka.
Abu Hurairah menyebutkan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam pernah bersabda yang artinya :
"Segeralah (didalam mengurus) jenazah, sebab jika amal-amalnya Shalih maka kebaikanlah yang kamu berikan kepadanya, dan jika sebaliknya, maka keburukanlah yang kamu lepaskan dari pundakmu."
( Muttafaq alaih).

⭕️2⭕️
Tidak menangis dengan suara keras, tidak meratap dan tidak merobek-robek baju. Karena Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam pernah bersabda yang artinya :
"Bukan golonganku orang yang memukul-mukul pipinya dan merobek-robek bajunya dan memyerukan kepada seruan jahiliyah."
(HR. Bukhari).

⭕️3⭕️
Disunahkan mengantarkan Jenazah sampai ke liang lahat. Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda yang artinya :
"Barangsiapa menghadiri pemakaman jenazah hingga menshalatkannya maka baginya (pahala) sebesar Qirath, dan barangsiapa yang menghadirinya hingga sikuburkan maka baginya 2 Qirath." (Kemudian) Nabi shalallahu 'alaihi wassalam ditanya apa Qirath itu ? (Maka) Nabi shalallahu 'alaihi wassalam pun menjawab:
' Seperti 2 Gunung yang sangat besar." ( Muttafaq 'alaih).

⭕️4⭕️
Memuji si mayat atau Jenazah dengan mengingat ingat dan menyebutkan kebaikan-kebaikannya dan tidak menjelek-jelekkannya.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :
"Janganlah kamu mencaci maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai kepada apa yang telah mereka perbuat."
(HR. Bukhari).

⭕️5⭕️
Memohonkan ampun untuk jenazah setelah dikuburkan. Ibnu Umar rodhiAllahu 'anhu pernah berkata, "Adalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam jika selesai menguburkan jenazah, maka berdiri diatsnya dan bersabda,'Mohonkan ampunan untuk saudaramu ini, dan mintakan kepada Allah agar dia diberi keteguhan karena sekarang dia akan ditanya." (HR. Abu Dawud).

⭕️6⭕️
Disunnahkan untuk menghibur keluarga Jenazah dan menyarankan untuk tetap sabar, dan mengatakan kepada mereka,"Sesungguhnya milik Allah lah apa yang telah Dia ambil, dan milikNya jua apa yang Dia berikan. Dan segala sesuatu disisiNya sudah ditetapkan ajalNya. Maka hendaknya kalian bersabar dan mengharap pahala dariNya."
(Muttafaq 'alaih).

Oleh: Ust. Undang Suherlan

ATM QS AL HIJR: 72-73 (NURUL F) JUMAT 20 JANUARI 2017

Qs Al Hijr ayat 72-73

(72). لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ
(Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)".

(73). فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.

Sekalipun Nabi Luth as telah mengajukan permintaan yang tepat kepada mereka, namun para pendosa ini tetap ingin melakukan dosa. Tampaknya mereka merasa nikmat melakukan dosa. Mereka tidak melihat kebenaran dan tidak tahu apa itu kebenaran. Dalam kondisi yang demikian, Allah akhirnya menurunkan azab-Nya kepada umat Nabi Luth as dengan suara keras yang mengguntur yang mengakibatkan munculnya gempa bumi hebat. Mereka semua binasa dan hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi masa depan sehingga tidak mencontoh kaum ini yang menjadikan kebaikan sebagai kemungkaran dan sebaliknya.

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Dosa juga dapat membuat orang kecanduan dan mengotori akal manusia. Perbuatan dosa dapat menyimpangkan manusia sehingga melihat segalanya terbalik.

2. Azab Ilahi tidak hanya terjadi di Hari Kiamat dan masyarakat yang melakukan perbuatan dosa dapat ditimpa azab Ilahi di dunia ini juga.

Oleh: Nurul F

ATP ADAB BERPAKAIAN (UST. UNDANG S) JUMAT 20 JANUARI 2017

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
__________________

Adab
B E R P A K A I A N
~~~~~~~~~~~~~~~

⭕️1⭕️
Hendaknya memakai pakaian yang bagus dan bersih.
Suatu ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam melihat seorang sahabatnya yang memakai pakaian yang jelek, ketika itu beliau bersabda, "Apabila Allah mengkaruniakanmu harta, maka tampakkanlah bekas nikmat dan kemurahanNya itu pada dirimu."
(HR. Abu Dawud).

⭕️2⭕️
Pakailah pakaian sesuai dengan Kodratnya.
Maksudnya adalah laki-laki tidak boleh memakai pakaian yang menyerupai perempuan atau sebaliknya. Karena hadist yang bersumber dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu, ia menuturkan, Rasulullah melaknat (mengutuk) kaum laki-laki yang menyerupai kaum wanita, dan kaum wanita yang memyerupai kaum laki-laki."
(HR. Bukhari).

⭕️3⭕️
Disunnahkan kepada orang yang mengenakan pakaian baru membaca :
"Segala puji bagi Allah yang telah menutupi aku dengan pakaian ini dan mengkaruniakan kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku."
(HR. Abu Dawud).

⭕️4⭕️
Hindari gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib.
Karena Hadist yang bersumber dari Aisyah radhiallahu 'anha, menyatakan bahwasanya beliau berkata,"Rasulullah tidak pernah membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya melainkan Nabi menghapusnya." (HR. Bukhari dan Ahmad).

⭕️5⭕️
Disunnahkan memakai pakaian yang berwarna putih.
Karena hadist mengatakan, "Pakailah yang berwarna putih dari pakaianmu, karena yang putih itu adalah yang terbaik dari pakaian kamu...(HR. Ahmad).

Oleh: Ust. Undang Suherlan

______________

ATM QS AL HIJR: 70-71 (NURUL F) KAMIS 19 JANUARI 2017

Qs Al Hijr ayat 70-71

(70). قَالُوا أَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعَالَمِينَ
Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?"

(71). قَالَ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ
Luth berkata: "Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)".

Nabi Luth as menghalangi mereka untuk mengganggu tamu-tamunya. Menghadapi sikap Nabi Luth as, mereka malah dengan congkak berusaha memutarbalikkan fakta dan mengatakan, "Engkau tidak memberi izin mereka menjadi tamumu. Oleh karenanya keluarkan mereka dari rumahmu dan berikan kepada kami. Nabi Luth as yang mengetahui niat buru mereka mengatakan, "Bila kalian memang berkata benar, mengapa kalian punya niat buruk terhadap tamu-tamuku. Ini putri-putriku. Nikahilah dengan mereka dan jauhkanlah diri kalian dari perbuatan dosa. Karena pernikahan adalah cara alami manusia untuk menuntaskan insting alamiahnya. Mengapa kalian malah ingin melakukan perbuatan terlarang, melakukan hubungan sesama jenis? Namun jelas mereka tidak punya jawaban pasti dan bersikeras agar keingingin mereka terpuaskan.

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Bila masyarakat telah rusak, baik mereka melakukan kejahatan atau dosa biasanya mereka malah merasa dirinya sebagai yang benar dan menuntut orang-orang saleh agar menuruti keinginannya.

2. Untuk menahan seseorang melakukan dosa harus dilakukan dengan memperkenalkan masyarakat akan cara-cara yang benar dan halal. Dengan mengetahui itu mereka akan menahan dirinya dari berbuat dosa. Karena Islam tidak memerintahkan untuk melenyapkan naluri manusia tapi mengajarkan manusia agar memanfaatkannya dengan benar.

Oleh: Nurul F

ATP QS AL HIJR: 67-69 (UST. UNDANG S) KAMIS 19 JANUARI 20Q7

Qs Al Hijr ayat 67-69

(67). وَجَاءَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.

(68). قَالَ إِنَّ هَٰؤُلَاءِ ضَيْفِي فَلَا تَفْضَحُونِ
Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku),

(69). وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ
dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina".

Ketika para malaikat memasuki rumah Nabi Luth as, isteri beliau menginformasikan kedatangan para tamu kepada para penentang Nabi Luth as. Setelah mendapat berita dari isteri Nabi Luth as, mereka segera mengelilingi rumah beliau. Nabi Luth as kemudian mendatangi mereka dan berkata, "Mereka ini adalah tamu-tamu saya. Oleh karena itu jangan melakukan apa-apa terhadap mereka sehingga saya menjadi malu."

Dari tiga ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

1. Masyarakat pendosa selalu mendorong sesamanya untuk melakukan dosa dan saling memberikan informasi untuk melakukan itu.

2. Tamu punya posisi tertentu yang dihormati dan tuan rumah punya kewajiban melindungi kehormatan dan hak-haknya.

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
__________________

Adab MEMINTA IZIN
~~~~~~~~~~~~~~~

⭕️1⭕️
Sebaiknya mengetuk pintu rumah yang dikunjungi secara pelan. Anas bin Malik Radhiallahu 'anhu meriwayatkan bahwasanya ia telah berkata, "Sesungguhnya pintu-pintu kediaman Nabi shalallahu 'alaihi wassalam diketuk (oleh para tamunya) dengan ujung kuku."
(HR. Bukhari).

⭕️2⭕️
Sebelum minta izin disunahkan memberi salam terlebih dahulu. Rib'iy berkata, "Telah bercerita kepadaku seorang laki-laki dari Bani 'Amir bahwasanya dia pernah meminta izin kepada Nabi shalallahu 'alaihi wassalam, ketika beliau ada di sebuah rumah. Orang itu bertanya,"Bolehkah aku masuk?" Nabi shalallahu 'alaihi wassalam berkata kepada pembantunya, "Temuilah orang itu dan ajari dia cara meminta izin, dan katakan kepadanya, ucapkan: Assalamu'alaikum, bolehkah saya masuk?".
(HR. Ahmad dan Abu Dawud).

⭕️3⭕️
Apabila meminta izin sampai 3 kali tidak ada jawaban, maka hendaknya pulang.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda yang artinya;
"Apabila salah seorang diantara kamu meminta izin sampai 3 kali, lalu tidak diberi izin, maka hendaknya ia pulang."
(Muttafaq 'alaih).

⭕️4⭕️
Tidaklah seorang yang meminta izin itu ditanya tentang namanya, maka hendaklah ia menyebutkan nama dan panggilanya. Jangan mengatakan, " Saya".
Jabir radhiallahu 'anhu menuturkan, "Aku pernah datang kepada Nabi shalallahu 'alaihi wassalam untuk menanyakan hutang yang ada pada ayah saya. Maka aku ketuk pintu (Rumah Nabi). Lalu Nabi shalallahu 'alaihi wassalam bertanya,"Siapa itu?" Maka aku menjawab "Saya". Maka Nabi menjawab, "Saya ! Saya !" Dengan nada tidak suka."
(Muttafaq 'alaih).

⭕️5⭕️
Sebaiknya pulang jika permintaan izinnya ditolak.
Karena Allah subhanahunwa ta'alaa berfirman yang artinya:
"Dan jika dikatakan kepadamu "Pulang" , maka pulanglah kamu. Karena yang demikian itu lebih suci bagi kamu."
(QS. An Nuur : 28).

Oleh: Ust. Undang Suherlan

ATP ADAB BEPERGIAN (UST. UNDANG S) RABU 18 JANUARI 2017

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
__________________

Adab B E P E R G I A N
~~~~~~~~~~~~~~~

⭕️1⭕️
Tidak Bepergian Seorang Diri
Rasulullah Saw mengingatkan adanya risiko bahaya dalam perjalanan yang dilakukan seorang diri.
Dikhawatirkan adanya bahaya yang datang dari segala arah, syetan yang akan menghampirinya dan menggodanya untuk melakukan perbuatan maksiat.

Rasulullah saw bersabda: “Seandainya saja manusia mengetahui apa yang aku ketahui tentang bahaya kesendirian, niscaya tak ada seorang pun yang mau bepergian pada malam hari seorang diri.” (HR Bukhari)

⭕️2⭕️
Mengangkat Seorang Pemimpin (Amir)
Rasulullah saw juga mengajarkan kepada umat muslim untuk menunjuk seorang pemimpin dalam perjalanan: “Jika ada tiga orang yang keluar hendak bepergian, maka hendaklah mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin.” (HR Abu Dawud, hasan)
Hendaknya yang dipilih untuk menjadi pemimpin dalam pejalanan adalah orang yang saleh dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

⭕️3⭕️
Berpamitan lebih dulu
Disunnahkan untuk berpamitan kepada keluarga, kerabat dan saudara-saudaranya, terutama bagi anak hendaknya berpamitan kepada kedua orangtuanya. Ibnu Abdil Barr meriwayatkan: “Jika salah seorang dari kalian keluar bersafar maka hendaklah ia berpamitan kepada saudaranya, karena Allah swt menjadikan pada doa mereka barakah.”
Imam Asy-Sya`bi berkata: “Sunnahnya jika seseorang datang dari safar untuk mengunjungi saudaranya dan menyalaminya, kemudian jika ia hendak bersafar adalah mendatangi mereka dan berpamitan serta mengharapkan doa mereka.”

⭕️4⭕️
Membaca doa ketika menaiki kendaraan.
Sebelum melakukan perjalanan maka hendaknya membaca doa supaya senantiasa berada dalam lindungan Allah hingga kembali lagi ke rumah. Sahabat Ibnu Umar ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw jika telah di atas unta untuk bepergian, beliau bertakbir sebanyak 3x. kemudian berdoa:

“Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnyalah kepada Rabb kami, kami akan kembali,” ( QS. Az-Zukhruf: 13-14).
Ya Allah, sungguh kami memohon kepada Engkau dalam safar ini kebaikan dan ketaqwaan, dan amalan-amalan yang Engkau ridhai. Ya Allah, berilah kemudahan bagi kami dalam safar kami ini, dekatkanlah jaraknya bagi kami sesudahnya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan dalam safarku dan pemandangan yang menyedihkan, dan dari kembalian yang buruk pada harta dan keluargaku”
Dan apabila beliau kembali dari safar beliau mengucapkan kembali doa tersebut dan menambahkannya dengan ucapan:
“ Sebagai orang-orang yang kembali, bertaubat dan beribadah, lalu kepada Rabb kami, kami memuji”.

⭕️5⭕️
Memperbanyak doa dalam perjalanan.
Kesempatan berada dalam perjalanan ini hendaknya dipergunakan untuk memperbanyak doa, untuk kebaikan dunia maupun akhirat. Selain itu juga untuk mendoakan orang-orang yang ditinggali.
Rasulullah bersabda: “Tiga jenis doa yang dikabulkan dan tidak diragukan lagi, (yaitu) doa orang yang dizhalimi, doa orang yang bepergian dan orang tua (ayah) yang mendoakan (kejelekan) atas anaknya.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

⭕️6⭕️
Memperhatikan adab singgah dan bermalam.
Rasulullah saw mengajarkan tentang bagaimana bersikap di tempat-tempat baru, berlaku lemah lembut terhadap hewan, dan memperlakukan dengan baik hewan tunggangan.
Rasulullah saw bersabda: “Jika kalian bepergian dan melewati daerah padang rumput, maka berikanlah unta haknya dari (rumput yang tumbuh di) tanah tersebut. Dan jika kalian melewati daerah tandus, maka percepatlah langkah kalian. Dan jika kalian hendak bermalam, maka janganlah bermalam di jalan, karena ia merupakan tempat lewat hewan dan tempat tinggal serangga pada malam hari.” (HR Muslim)

Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang singgah d suatu tempat, kemudian dia berdoa, ‘aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari segenap keburukan yang ia ciptakan’, niscaya tidak ada sesuatu pun yag membahayakannya sampai dia pergi dari tempat tersebut.” (HR Muslim)

⭕️7⭕️
Sunnah salat dua rakaat di masjid terdekat sebelum mendatangi tempat yang dituju.
Dari Ka’ab bin Malik ra, bahwasanya jika Rasulullah saw datang dari perjalanan, beliau mendatangi masjid dan salat dua rakaat. (Muttafaq Alaih)

⭕️8⭕️
Disunnahkan ketika masuk suatu kampung untuk mengucapkan doa:
“Ya Allah, Rabb tujuh langit dengan apa yang ada di dalamnya, dan Rabb tujuh bumi beserta seluruh isinya, Rabb syetan dan apa yang mereka sesatkan, Rabb segala angin dan segala yang diterbangkannya, aku memohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya serta yang ada di dalamanya, dan aku memohon perlindungan dari keburukan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta segala yang ada di dalamnya.” (HR. Ibnu Hibban).

⭕️9⭕️
Segera kembali dari perjalanan setelah urusan selesai

Rasulullah saw bersabda: “Safar adalah bagian dari adzab yang mencegah salah seorang dari kalian dari makan, minum, tidur. Maka bila salah seorang kalian telah mencapai maksud dari perjalannya, hendaklah segera kembali kepada keluarganya.” (Muttafaq Alaih).

Oleh: Ust. Undang Suherlan
______________

ATM QS ALBAQOROH: 153 (NURUL F) SELASA 17 JANUARI 2017

♦️ TADABBUR AYAT♦️

📗 QS.Al-Baqarah [2]:153 📗

أَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴﻄَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﺟِﻴْﻢِ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

🌅 Allah menyuruh manusia untuk meminta pertolongan kepada Allah dalam menegakkan dan membela agama, termasuk ketika menghadapi kesulitan dalam hidup ini, dengan sabar dan melapangkan hati untuk menanggung hal-hal pahit, juga dengan shalat yang membesarkan nama Allah dan mengecilkan kesulitan sebesar apapun.

Secara spesifik sabar dan shalat disebutkan dalam ayat ini, karena sabar merupakan perbuatan batin yang paling berat. Sementara itu, Shalat merupakan perbuatan lahir yang paling berat karena di dalam nya mengandung ketundukan dan kepasrahan kepada Allah, menghadapkan hati kepadaNya, dan merasakan keagungan Sang Pencipta.

Waallahu a'lam.

Oleh: Nurul F

ATP ADAB MENDENGARKAN ADZAN (UST. UNDANG S) SELASA 17 JANUARI 2017


======================

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
__________________

Adab Ketika Mendengar Adzan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

⭕1⭕
Menjawab Adzan
Dianjurkan kepada setiap orang yang mendengar adzan, untuk mengikuti apa yang dikatakan muadzin, Rasulullah saw bersabda “Jika kalian mendengarkan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin”
(HR Bukhari)

Sedangkan saat muadzin mengucapkan Hayya ‘ala as-Shalah dan Hayya ‘alal-falah, maka jawabannya ialah dengan mengucapkan La haula wala quwwata illa billah.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah  shalallaahu 'alaihi wassalam saat mendengar muadzin mengumandangkan adzan dia mengucapkan seperti apa yang diucapkannya, sehingga ketika muadzin mengucapkan Hayya ‘ala as-Shalah dan Hayya ‘alal-falah dia membaca La haula wala quwatta illa billah.
(HR Bukhari).

Adapun jawaban untuk Ash-shalatu khairun minan-naum pada saat adzan subuh, maka jawabannya adalah seperti itu juga, karena Rasul bersabda,
“Jika kalian mendengarkan muadzin mengucapkan ‘Ash-shalatu khairun minan-naum’, maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan”
(HR. Imam Ahmad)

⭕2⭕
Mengucapkan “wa ana” saat muadzin mengumandangkan syahadatain.
Diriwayatkan bahwa Rasul shalallaahu 'alaihi wassalam jika mendengar muadzin mengucapkan 'Asyhadu alla ilaha illallah dan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah dia mengucapkan “wa ana, wa ana” (HR. Abu Dawud, Hakim dan lainnya dari Aisyah ra), yang artinya ” saya juga”

⭕3⭕
Membaca Shalawat untuk Nab Muhammad saw.
Rasulullah saw bersabda ” Jika kalian mendengar muadzin mengumandangkan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan kemudian bacalah shalawat untukku”
(HR Muslim).

⭕4⭕
Berdoa setelah adzan
Membaca doa setelah adzan, serperti yang disebutkan dalam hadits, “Barang siapa yang setelah adzan membaca : ( ‘Allahumma rabba hadzihid-da’watit-tammah, was-shalatil-qa-imah, ‘ati Muhammadanil-wasilata wal-fadhilah, wab’atshu maqamam-mahmudanil ladzi wa’adtah : Ya Allah, pemilik seruan yang sempurna ini dan shalat yang wajib didirikan, berilah Nabi Muhammad al-washilah (derajat di surga) dan keutamaan, dan bangkitkan dia sehingga bisa menempati tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan’),maka dia berhak untuk mendapatkan syafaatku pada Hari Kiamat”
(HR Bukhari).

Setelah itu membaca doa yang disebutkan dalam hadits ” Barang siapa yang ketika mendengarkan adzan dia membaca :

‘Wa ‘ana asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warasuluhu, radhitu billahi rabba, wabi Muhammadin rasula, wa bil-Islami dina'

Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah yang maha Tunggal yang tidak mempunyai sekutu, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw hamba dan utusanNya, aku rela Allah swt sebagai Tuhanku, Nabi Muhammad sebagai rasulku dan Islam sebagai agamaku’, maka dosanya diampuni”
(HR Muslim).

⭕5⭕
Berdoa diantara Adzan dan Iqamah.

Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam bersabda,
”Doa diantara adzan dan iqamah tidak akan ditolak”
(HR. Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi).

Hendaklah setiap muslim selalu memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang berharga saat doa tidak akan ditolak.

⭕6⭕
Tidak meninggalkan masjid setelah adzan.
Hendaklah orang-orang yang berada di dalam masjid tidak meninggalkan masjid setelah adzan dikumandangkan, kecuali untuk urusan yang penting sekali. Diriwayatkan Abu Hurairah saat melihat seseorang meninggalkan masjid setelah adzan berkumandang, dia berkata “orang ini telah bermaksiat kepada Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wassalam.”
(HR. Muslim).

Oleh: Ust. Undang suherlan

______________

〰〰〰〰〰〰〰〰〰

ATM QS IBRAHIM: 25 (UST.UNDANG S) SENIN 16 JANUARI 2017


======================

♦️ TADABBUR AYAT♦️

📗 QS.IBRAHIM [14]:25 📗

أَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴﻄَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﺟِﻴْﻢِ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

"Pojok itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat."

🌅 Allah membuat perumpamaan untuk kalimat yang baik,yaitu iman yang tetap dihati orang-orang beriman sehingga membuat amalnya diangkat ke langit.
Allah mengumpamakan kalimat yang baik dengan pohon yang baik, berbuah sedap dipandang, harum baunya, akarnya tertancap kokoh di dalam tanah sehingga tidak mudah tumbang, dan cabang-cabangnya menjulang tinggi keatas, sedangkan pohon itu berbuah pada setiap musim.

Hal ini karena apabila Hidayah telah bersemayam di dalam satu Qalbu, maka akan melimpah kepada yang lain dan memenuhi banyak kalbu, seakan-akan sebuah pohon yang berbuah pada setiap musim, tidak pernah terputus. Setiap Qalbu menerima dari Qalbu serupa dan mengambil dengan cepat, lebih cepat daripada kobaran api yang membakar kayu kering, atau aliran listrik pada logam atau cahaya.

Allah membuat perumpamaan sebagai motivasi untuk memikirkan dan mengetahui maksudnya.

Waallahu a'lam.

Oleh: Ust. Undang Suherlan

〰〰〰〰〰〰〰〰〰

ATP ADAB MENJENGUK ORANG SAKIT (UST. UNDANG S) SENIN 16 JANUARI 2017

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
__________________

Adab Menjenguk Orang Sakit

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

⭕️1⭕️
Memilih Waktu yang Tepat.
Waktu yang tepat untuk menjenguk berbeda-beda pada setiap keadaan. Berbeda-beda dari waktu ke waktu dan antara satu tempat dengan tempat lainnya. Oleh karena itu, kita harus jeli mencari waktu yang pas untuk menjenguk, mampu memperkirakan kondisi si sakit & keluarganya (sedang beristirahat atau tidak, sedang banyak tamu atau tidak, dan lain sabagainya).

⭕️2⭕️
Aman dari Fitnah.
Wanita boleh menjenguk laki-laki yang sedang sakit, ataupun sebaliknya; meskipun bukan mahramnya. Akan tetapi, hal ini dengan syarat aman dari fitnah, menutup aurat, dan tidak terjadi khalwat (berduaan dg lawan jenis).

Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan, Ketika Rasulullah shallalallahu alaihi wa sallam tiba di madinah, Abu Bakar dan Bilal terserang demam. Kemudian, kata Aisyah, aku menemui mereka dan bertanya, ‘Ayah, bagaimana keadaanmu?’ ‘Wahai Bilal, bagaimana keadaanmu?”
(HR. Bukhari).

⭕️3⭕️
Persingkat waktu kunjungan.
Hendaknya kita memperhatikan waktu ketika menjenguk orang sakit. Jangan sampai terlalu lama, karena hal ini bisa membebani bahkan menambah penderitaan si sakit ataupun keluarganya.

Ibnu Thowuss mengatakan bahwa ayahnya pernah berkata, ‘Sebaik-baik kunjungan kepada orang sakit ialah yang paling singkat.’

Asy-Sya’bi mengatakan, ‘Kunjungan orang dungu lebih berat dirasakan oleh keluarga si sakit daripada sakitnya salah seorang angota keluarga mereka. Yaitu, orang yang datang menjenguk pada waktu yang tidak tepat dan duduk terlalu lama.’

⭕️4⭕️
Tidak pilih2 kunjungan.
Orang sakit yang dapat merasakan kehadiran kita dan yang tidak dapat merasakan kehadiran kita (misalnya karena pingsan atau koma), sama-sama memiliki hak untuk dijenguk. Janganlah kita enggan menjenguknya, dengan alasan, toh…mereka tidak tahu dijenguk atau tidak…mereka tidak dapat merasakan kehadiran kita.

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, ‘Anjuran menjenguk orang sakit tidak hanya ditujukan agar si sakit mengetahui penjenguknya. Sebab, di balik kunjungan itu ada dukungan moral kepada keluarganya, harpaan mendapatkan berkah dari doa penjenguk, sentuhan tangannya kepada si sakit, meniupkan bacaan mu’awwidzat, dan lain-lain.’  (Fathul baari, 10/119)

⭕️5⭕️
Duduk didekat yang sakit.
Orang yang menjenguk, dianjurkan duduk di dekat si sakit.

‘Adalah nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika menjenguk orang sakit, beliau duduk di sisi kepalanya.’ (HR. Bukhari).

Diantara manfaat duduk di sisi kepala si sakit: memberi rasa akrab kepada si sakit, dan memungkinkan bagi penjenguk untuk menyentuh si sakit, memanjatkan doa untuknya, meniupnya dengan ruqyah, dan lain sebagainya.

⭕️6⭕️
Menanyakan keadaan si sakit.
Ada baiknya kita menanyakan keadaan si sakit, sebagaimana yang dilakukan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha,  Ketika Rasulullah shallalallahu alaihi wa sallam tiba di madinah, Abu Bakar dan Bilal terserang demam. Kemudian, kata Aisyah, aku menemui mereka dan bertanya, ‘Ayah, bagaimana keadaanmu?’ ‘Wahai Bilal, bagaimana keadaanmu?”
(HR. Bukhari)

⭕️7⭕️
Tidak Memaksa si sakit bercerita panjang lebar!
Diantara maksud mengunjungi si sakit adalah untuk meringankan kan penderitaannya, oleh karena itu jangan sampai membebani bahkan menambah penderitaan si sakit ataupun keluarganya.

Satu hal yang dapat membebani si sakit atau keluarganya adalah pertanyaan kronologis musibah atau penyakit. Si sakit atau keluarga diminta untuk menceritakan kronologis kejadian yang cukup panjang; dan repotnya lagi, cerita ini harus diceritakan berulang kali karena hampir setiap pembesuk menanyakan, ‘awal mulanya bagaimana?’ ‘kejadiannya bagaimana?’

⭕️8⭕️
Menghibur dan memberi harapan atas kesembuhannya.
Ada baiknya penjenguk menghibur si sakit atau keluarga si sakit dengan pahala-pahala yang akan di dapat mereka.

‘Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan Allah hapuskan berbagai kesalahannya, seperti sebuah pohon meruntuhkan daun-daunnya.’ (HR. Muslim).

‘Cobaan itu akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya, ataupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.’  (HR. Tirmidzi)

‘Saat orang-orang tertimpa musibah diberi pahala di hari kiamat nanti, orang-orang yang selamat dari berbagai musibah tersebut berharap seandainya dahulu di dunia kulit mereka dikerat dengan gergaji besi…’
(HR. Tirmidzi)

Ada baiknya pula penjenguk memberikan harapan sembuh kepada si sakit. Misalnya dengan mengatakan.   ‘Tidak perlu kuatir, insya Allah Anda akan sembuh.’ atau ‘penyakit ini tidak berbahaya, Anda akan segera sembuh,insya Allah.’ atau kalimat-kalimat lain yang dapat menumbuhkan semangatnya untuk sembuh.

⭕️9⭕️
Tidak menakut-nakuti.
Apa yang kita sampaikan kepada si sakit maupun keluarganya, harus kita perhatikan benar-benar. Ucapkanlah kalimat-kalimat yang baik, yang dapat menumbuhkan motivasi atau meringankan musibah yang dialami mereka. Jangan sampai apa yang kita sampaikan malah menimbulkan rasa takut & cemas terhadap si sakit maupun keluarganya.

Diantara yang dapat menimbulkan rasa takut adalah cerita atau kabar bahwa seseorang mengalami hal yang sama, namun berakhir dengan cacat seumur hidup, dengan kematian….; kalau maksud yang bercerita adalah agar keluarga si sakit berhati-hati dan waspada terhadap musibah yang diderita si sakit, alangkah baiknya jika di kemas dengan kalimat-kalimat yang baik.

⭕️10⭕️
Menasihati dalam kesabaran.
Keluhan yang diucapkan si sakit ada dua kemungkinan:

Ibnu Mas’ud meriwayatkan:

‘Aku pernah menghadap Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, sementara beliau sedang menderita demam. Lalu aku menyentuhnya dengan tanganku, kemudian aku mengatakan, ‘Sungguh, Engkau menderita demam yang sangat berat.’ Beliau menjawab, ‘Ya, seperti layaknya demam yang diderita oleh dua orang dari kalian.’ ‘Engkau mendapat dua pahala?’ tanya Ibnu Mas’ud. Beliau menjawab ,’Ya. Tidaklah seorang muslim mengalami penderitaan -sakit dan sebagainya- melainkan Allah akan merontokkan keburukan-keburukannyaa sebagaimana pohon merontokkan daunnya.” (HR. Bukhari).

⭕️11⭕️
Tidak menangis didepan si sakit.
Yang nampak dari kita, hukumnya boleh. Sebab, Abdullah bin Umar meriwayatkan,

‘Sa’ad bin Ubadah pernah mengeluhkan sakit yang di deritanya, kemudian Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam datang menjenguknya bersama dengan Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Mas’ud. Ketika beliau menemuinya, beliau mendapatinya sedang dikerumuni oleh keluarganya. Lalu beliau bertanya, ‘Apakah dia sudah meninggal?’ Mereka menjawab, ‘Tidak ya Rasulullah!’ Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menangis, dan ketika orang-orang melihat tangisan nabi, maka mereka pun menangis. Lalu beliau bersabda, ‘Tidakkah kalian mendengar, sesungguhnya Allah tidak mengadzab karena linangan air mata maupun kesedihan hati, melainkan mengadzab karena ini -dan beliau menunjuk ke arah lidahnya- atau Dia berbelas kasih. Dan sesungguhnya mayit itu akan disiksa karena tangisan keluarganya yang meratapi (kepergian) nya.’ 
(HR. Bukhori).

⭕️12⭕️
Mendoakan si sakit.
Orang yang menjenguk orang sakit hendaknya tidak berkata-kata kecuali sesuatu yang baik. Sebab para malaikat akan mengamini apa yang akan diucapkannya.

Dari Ummu Salamah, doa mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

‘Apabila kamu mendatangi orang sakit atau mayit, maka ucapkanlah kata-kata yang baik. Karena sesungguhnya malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan.’ Kemudian, kata Ummu Salamah, ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku pun mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam seraya mengatakan, ‘Ya Rasulullah, Abu Salamah sudah meninggal dunia.’ Beliau lantas bersabda, ‘Ucapkanlah: Ya Allah, ampunilah aku dan dia, dan berilah aku pengganti yang baik.‘ Ummu Salamah berkata, ‘Lalu aku mengatakannya. Kemudian Allah memberiku pengganti yang lebih baik bagiku daripada dia (Abu Salamah), yakni Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.’
(HR. Muslim).

Oleh: Ust. Undang S

______________

ATM QS AN-NAHL: 115 (UST. UNDANG SUHERLAN) SABTU 14 JANUARI 2017


======================

♦️ TADABBUR AYAT♦

📗 QS.AN-NAHL [16]:115 📗

أَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴﻄَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﺟِﻴْﻢِ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

🌅 Allah menjelaskan makanan yang diharamkan yaitu bangkai,darah,daging babi,dan binatang yang ketika di sembelih disebutkan nama selain Allah.baik nama berhala dan patung maupun roh buruk seperti jin,atau roh baik dari manusia seperti nabi dan wali,baik yang hidup maupun yang sudah meninggal.

Dalam hadits disebutkan,Nabi bersabda,"Terkutuklah orang yang menyembelih binatang untuk selain Allah."
Baik ketika binatang disembelih disebutkan nama Allah maupun tidak disebutkan tetap dilarang, jika binatang tersebut diperuntukkan bagi selain Allah.

Selanjutnya Allah menjelaskan keadaan yang membolehkan memakan sedikit dari makanan-makanan yang diharamkan tadi.
Siapa saja yang terpaksa memakan sedikit dari makanan-makanan yang diharamkan tadi, karena dia mendapat musibah kelaparan, atau karena keadaan darurat yang mengharuskannya memakan sedikit darinya, sedang ia tidak berlaku aniaya terhadap orang lain yang juga dalam keadaan terpaksa, tidak pula melampaui batas ukuran darurat dan sekedar menyambung hidup, maka Allah tidak akan menyiksanya karena hal tersebut.
Allah maha mengampuni kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan menyayangi mereka, sehingga tidak menyiksa mereka karena perbuatan seperti itu.

Waallahu a'lam.

Oleh: Ust. Undang Suherlan

〰〰〰〰〰〰〰〰〰

ATP ADAB MASUK KAMAR MANDI ( UST. UNDANG SUHERLAN) SABTU 14 JANUARI 2017


======================

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

__________________

Adab Masuk Kamar Mandi

~~~~~~~~~~~~~~~~

⭕️1⭕️
Membaca Doa
dari Anas Radhiyallahu Anhu’bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’disaat memasuki kamar mandi (WC), maka beliau mengucapkan doa berikut :
“Allahumma Innii a’uudzubika minal khubutsi wal khabaaits”
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan laki-laki dan syetan perempuan”.
(HR. Bukhari dan Muslim).

⭕️2⭕️
Mendahulukan kaki kiri ketika masuk kamar mandi.

⭕️3⭕️
Menggunakan alas kaki, sangat dianjurkan.

⭕️4⭕️
Dianjurkan memakai tutup kepala ketika mandi di kamar mandi, agar syetan tidak mengotori dengan najis.

⭕️5⭕️
Jangan berbicara ketika berada di dalam kamar mandi.
Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu’ bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ bersabda,
"Bila dua orang diantara kamu buang air, hendaklah saling membelakangi dan jangan berbicara. Karena sesunguhnya Allah murka akan hal itu.”

⭕️6⭕️
Disunnahkan berdehem tiga kali ketika selesai buang air kecil, agar semua kotorannya keluar

⭕️7⭕️
Tidak boleh menghadap atau membelakangi kiblat ketika Buang air kecil dan buang air besar
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu’ bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda,
“Bila kamu mendatangi tempat buang air, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya.“
(HR. Bukhari dan Muslim).

⭕️8⭕️
Tidak boleh menjawab salam ketika berada di dalam kamar mandi.

⭕️9⭕️
Tidak boleh membawa atau membaca lafadz Allah swt dan Nabi Muhammadsaw atau ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits ke dalam kamar mandi.
Berhati-hatilah apabila anda memiliki hp yang di dalamnya ada aplikasi Al-Qurannya.

⭕️10⭕️
Tidak boleh mandi berduaan di dalam kamar mandi, kecuali suami istri.

⭕️11⭕️
Tidak boleh makan dan minum ketika berada di dalam kamar mandi.

⭕️12⭕️
Berhati-hatilah dengan percikan najis.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam pernah bersabda:
"Bahwa kebanyakan siksa kubur disebabkan karena tidak berhati-hati ketika beristinja”.

⭕️13⭕️
Menutup  tabir penghalang/ penutup kamar mandi, agar tidak terlihat orang lain.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
"Bila kamu buang air hendaklah beristitar (menutup tabi). Bila tidak ada tabir maka menghadaplah ke belakang.”
(HR. Abu Daud & Ibnu Majah).

⭕️14⭕️
Mendahulukan kaki kanan ketika keluar kamar mandi.

⭕️15⭕️
Membaca doa setelah keluar kamar mandi.
Hadits Shahih dalam kitab Abu Dawud dan Imam At-Tirmidzi,’Bahwa Rasulullah saw mengucapkan doa berikut ini saat beliau keluar dari kamar mandi:
“Ghufraanaka”
“ Ya Allah”..Aku memohon Pengampunan-MU.”

Oleh: Ust. Undang Suherlan
______________

〰〰〰〰〰〰〰〰〰

ATM QS AL ISRA: 53 (UST. UNDANG SUHERLAN) JUMAT 13 JANUARI 2017

======================

♦️ TADABBUR AYAT♦️

📗 QS.AL-ISRA' [17]:53 📗

أَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴﻄَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﺟِﻴْﻢِ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا

"Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."

🌅 Allah menyuruh Rasulullah untuk mengatakan kepada hamba-hambaNya, agar mengucapkan perkataan yang baik terhadap sesama dan lawan mereka sehingga tidak terjadi celaan dan kata-kata yang akan membuat sakit hati.

Syetan akan senantiasa merusak hubungan orang mukmin dan orang kafir, serta menimbulkan pertikaian diantara mereka dari mulai perkataan, perbuatan dan permusuhan. Maka, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam melarang seseorang mengacungkan sebatang besi kepada saudaranya sesama muslim, karena setan akan membuat kekacauan lewat tangannya hingga bisa saja besi itu mengenainya.

Syetan memang akan selalu merusak hubungan di antara sesama kaum muslim dan yang lainnya,karena ia adalah musuh nyata yang abadi bagi manusia.ini sudah dia deklarasikan di hadapan Allah,bahwa mereka akan menjerumuskan manusia sampai hari Kiamat.

Waallahu a'lam.

Oleh: Ust. Undang Suherlan

〰〰〰〰〰〰〰〰〰

ATP ADAB KETIKA SAKIT (UST. UNDANG SUHERLAN) JUMAT 13 JANUARI 2017


بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
__________________

Adab Ketika Sakit

~~~~~~~~~~~~~~~

Adab-adab Syar’i ketika Sakit
Di antara bukti kesempurnaan Islam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuntunkan adab-adab yang baik ketika seorang hamba tertimpa sakit. Sehingga, dalam keadaan sakit sekalipun, seorang muslim masih bisa mewujudkan penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara adab-adab tersebut adalah:

⭕1⭕
Sabar dan ridha atas ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta berbaik sangka kepada-Nya.
Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرٌ لَهُ، وَإِذَا أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرٌ لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan orang yang beriman. Sesungguhnya semua urusannya baik baginya, dan sikap ini tidak dimiliki kecuali oleh orang yang mukmin. Apabila kelapangan hidup dia dapatkan, dia bersyukur, maka hal itu kebaikan baginya. Apabila kesempitan hidup menimpanya, dia bersabar, maka hal itu juga baik baginya.”
(HR. Muslim).

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ تَعَالَى

“Janganlah salah seorang di antara kalian itu mati, kecuali dalam keadaan dia berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim).

⭕2⭕
Berobat dengan cara-cara yang sunnah atau mubah dan tidak bertentangan dengan syariat.
Diriwayatkan dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu secara marfu’:

إِنَّ اللهَ خَلَقَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ

“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram.” (HR. Ad-Daulabi. Asy-Syaikh Al-Albani menyatakan sanad hadits ini hasan. Lihat Ash-Shahihah no. 1633).

Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنْ دَاءٍ إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ

“Tidaklah Allah menurunkan satu penyakit pun melainkan Allah turunkan pula obat baginya. Telah mengetahui orang-orang yang tahu, dan orang yang tidak tahu tidak akan mengetahuinya.”
(HR. Bukhari & Muslim).

Di antara bentuk pengobatan yang sunnah adalah:

a. Madu dan berbekam
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ: شُرْبَةِ عَسَلٍ، وَشِرْطَةِ مُحَجِّمٍ، وَكَيَّةِ نَارٍ، وَأَنَا أَنْهَى عَنِ الْكَيِّ –وَفِي رِوَايَةٍ: وَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكْتَوِي

“Obat itu ada pada tiga hal: minum madu, goresan bekam, dan kay1 dengan api, namun aku melarang kay.” (HR. Al-Bukhari)
Dalam riwayat lain: “Aku tidak senang berobat dengan kay.”

b. Al-Habbatus sauda` (jintan hitam)
Dari Usamah bin Syarik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْحَبَّةُ السَّوْدَاءُ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلاَ السَّامَ

“Al-Habbatus Sauda` (jintan hitam) adalah obat untuk segala penyakit, kecuali kematian.”
(HR. Ath-Thabarani).

c. Kurma ‘ajwah
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

فِي عَجْوَةِ الْعَالِيَةِ أَوَّلُ الْبُكْرَةِ عَلىَ رِيْقِ النَّفَسِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ سِحْرٍ أَوْ سُمٍّ

“Pada kurma ‘ajwah ‘Aliyah yang dimakan pada awal pagi (sebelum makan yang lain) adalah obat bagi semua sihir atau racun.”
(HR. Ahmad).

d. Ruqyah
Yaitu membacakan surat atau ayat-ayat Al-Qur’an atau doa-doa yang tidak mengandung kesyirikan, kepada orang yang sakit. Bisa dilakukan sendiri maupun oleh orang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu dalam tafsirnya berkata: “Al-Qur`an itu mengandung syifa` (obat) dan rahmat. Namun kandungan tersebut tidak berlaku untuk setiap orang, hanya bagi orang yang beriman dengannya, yang membenarkan ayat-ayat-Nya, dan mengilmuinya. Adapun orang-orang yang zalim, yang tidak membenarkannya atau tidak beramal dengannya, maka Al-Qur`an tidak akan menambahkan kepada mereka kecuali kerugian. Dan dengan Al-Qur`an berarti telah tegak hujjah atas mereka.”
Obat (syifa`) yang terkandung dalam Al-Qur`an bersifat umum. Bagi hati/ jiwa, Al-Qur`an adalah obat dari penyakit syubhat, kejahilan, pemikiran yang rusak, penyimpangan, dan niat yang jelek. Sedangkan bagi jasmani, dia merupakan obat dari berbagai sakit dan penyakit.

Dari Abu Abdillah Utsman bin Abil ‘Ash radhiyallahu ‘anhu:

أَنَّهُ شَكَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَعًا يَجِدُ فِي جَسَدِهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ضَعْ يَدَكَ عَلىَ الَّذِي يَأْلَمُ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ: بِسْمِ اللهِ -ثَلَاثًا-؛ وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

Dia mengadukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang rasa sakit yang ada pada dirinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Letakkanlah tanganmu di atas tempat yang sakit dari tubuhmu, lalu bacalah: بِسْمِ اللهِ (tiga kali), kemudian bacalah tujuh kali:

أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
‘Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya, dari kejelekan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan’.” (HR. Muslim)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk sebagian keluarganya (yang sakit) lalu beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil membaca:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ، أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاءُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatmu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (Muttafaqun ‘alaih).

Atau berobat dengan cara-cara yang mubah, misalkan berobat ke dokter atau orang lain yang memiliki keahlian dalam pengobatan seperti ramuan, refleksi, akupunktur, dan sebagainya.

Adapun berobat kepada tukang sihir atau dukun, atau dengan cara-cara perdukunan semacam mantera yang mengandung unsur syirik, atau rajah-rajah yang tidak diketahui maknanya, maka haram hukumnya, dan bisa menyebabkan seseorang keluar (murtad) dari Islam. Dari Mu’awiyah ibnul Hakam radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku berkata:

يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي حَدِيثُ عَهْدٍ بِالْجَاهِلِيَّةِ وَقَدْ جَاءَ اللهُ تَعَالَى بِالْإِسْلاَمِ وَمِنَّا رِجَالًا يَأْتُونَ الْكُهَّانَ. قَالَ: فَلاَ تَأْتِهِمْ

“Wahai Rasulullah, aku baru saja meninggalkan masa jahiliah. Dan sungguh Allah telah mendatangkan Islam. Di antara kami ada orang-orang yang mendatangi para dukun.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah engkau mendatangi mereka (para dukun).” (HR. Muslim)

Dari Shafiyyah bintu Abi ‘Ubaid, dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا
“Barangsiapa mendatangi peramal, kemudian dia bertanya kepadanya tentang sesuatu lalu dia membenarkannya, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim)

⭕3⭕
Bila sakitnya bertambah parah atau tidak kunjung sembuh, tidak diperbolehkan mengharapkan kematian.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ لِضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْراً لِي
“Janganlah salah seorang kalian mengharapkan kematian karena musibah yang menimpan ya. Apabila memang harus melakukannya, maka hendaknya dia berdoa:

اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْراً لِي
‘Ya Allah, hidupkanlah aku bila kehidupan itu adalah kebaikan bagiku dan wafatkanlah aku bila kematian itu adalah kebaikan bagiku’.” (Muttafaqun ‘alaih)

⭕4⭕
Apabila dirinya mempunyai kewajiban (seperti hutang, pinjaman, dll), atau amanah yang belum dia tunaikan, atau kezaliman terhadap hak orang lain yang dia lakukan, hendaknya dia bersegera menyelesaikannya dengan yang bersangkutan, bila memungkinkan.
Bila tidak memungkinkan, karena jauh tempatnya, atau belum ada kemampuan, atau sebab lainnya, hendaknya dia berwasiat (kepada ahli warisnya) dalam perkara tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
(Al-Mu`minun: 8)
Dari Abu Huraiah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيْهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ مِنْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِيْنَارٌ وَدِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

“Barangsiapa berbuat kezaliman terhadap saudaranya, baik pada harga dirinya atau sesuatu yang lain, hendaknya dia minta agar saudaranya itu menghalalkannya (memaafkannya) pada hari ini, sebelum (datangnya hari) yang tidak ada dinar maupun dirham. Apabila dia memiliki amal shalih, akan diambil darinya sesuai kadar kezalimannya (lalu diberikan kepada yang dizaliminya). Apabila dia tidak memiliki kebaikan-kebaikan, akan diambil dari kejelekan orang yang dizalimi lalu dipikulkan kepadanya.”
(HR. Al-Bukhari).

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

لَمَّا حَضَرَ أُحُدٌ دَعَانِي أَبِي مِنَ اللَّيْلِ فَقَالَ: ماَ أُرَانِي إِلاَّ مَقْتُولاً فِي أَوَّلِ مَنْ يُقْتَلُ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنِّي لاَ أَتْرُكُ بَعْدِي أَعَزَّ عَلَيَّ مِنْكَ غَيْرَ نَفْسِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّ عَلَيَّ دَيْنًا فَاقْضِ وَاسْتَوْصِ بِإِخْوَتِكَ خَيْرًا. فَأَصْبَحْنَا فَكَانَ أَوَّلَ قَتِيلٍ

“Sebelum terjadi perang Uhud, ayahku memanggilku pada malam harinya. Dia berkata: ‘Tidak aku kira kecuali aku akan terbunuh pada golongan yang pertama terbunuh di antara para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan sesungguhnya aku tidak meninggalkan setelahku orang yang lebih mulia darimu, kecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya aku mempunyai hutang maka tunaikanlah. Nasihatilah saudara-saudaramu dengan baik.’ Tatkala masuk pagi hari, dia termasuk orang yang pertama terbunuh.” (HR. Al-Bukhari)

⭕5⭕
Disyariatkan segera menulis wasiat dengan saksi dua orang lelaki muslim yang adil. Bila tidak didapatkan karena safar, boleh dengan saksi dua orang ahli kitab yang adil.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا شَهَادَةُ بَيْنِكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ حِينَ الْوَصِيَّةِ اثْنَانِ ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ أَوْ ءَاخَرَانِ مِنْ غَيْرِكُمْ إِنْ أَنْتُمْ ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَأَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةُ الْمَوْتِ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian.” (Al-Ma`idah: 106)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata:

مَا حَقَّ امْرُؤٌ مُسْلِمٌ يَبِيْتُ لَيْلَتَيْنِ وَلَهُ شَيْءٌ يُرِيدُ أَنْ يُوصِيَ فِيهِ إِلاَّ وَوَصَّيْتُهُ عِنْدَ رَأْسِهِ. وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: مَا مَرَّتْ عَلَيَّ لَيْلَةٌ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذَلِكَ إِلاَّ وَعِنْدِي وَصِيَّتِي

“Tidak berhak seorang muslim melalui dua malam dalam keadaan dia memiliki sesuatu yang ingin dia wasiatkan kecuali wasiatnya berada di sisinya.”
Dan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Tidaklah berlalu atasku satu malam pun semenjak aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata demikian, kecuali di sisiku ada wasiatku.” (Muttafaqun ‘alaih).

Ibnu Abdil Bar rahimahullahu berkata (At-Tamhid, 14/292): “Para ulama bersepakat bahwa wasiat itu bukan wajib, kecuali bagi orang yang memiliki tanggungan-tanggungan yang tanpa bukti, atau dia memiliki amanah yang tanpa saksi. Apabila demikian, dia wajib berwasiat. Tidak boleh dia melalui dua malam pun kecuali sungguh telah mempersaksikan hal itu.

Diperbolehkan baginya mewasiatkan sebagian harta yang ditinggalkan, maksimal sepertiganya. Tidak boleh lebih dari itu. Bahkan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Aku senang bahwa orang mengurangi dari jumlah 1/3 menjadi ¼ dalam hal wasiat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sepertiga itu banyak’.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim dan Al-Baihaqi)

Wasiat tersebut tidak boleh untuk ahli waris yang berhak mendapatkan warisan, kecuali dengan kerelaan dari seluruh ahli waris lainnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ قَدْ أَعْطَى كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ فَلاَ وَصِيَّةَ لِوَارِثٍ

“Sesungguhnya Allah telah memberi setiap yang memiliki hak akan haknya, maka tidak ada wasiat untuk ahli waris.”
HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Ibnu Mundzir rahimahullahu berkata (Al-Ijma’ hal. 100): “Para ulama sepakat bahwa tidak ada wasiat untuk ahli waris kecuali para ahli waris (yang lain) memperbolehkannya.”

Ibnu Katsir rahimahullahu berkata (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 1/471): “Ketika wasiat itu adalah rekayasa dan jalan untuk memberi tambahan kepada sebagian ahli waris, serta mengurangi dari sebagian mereka, maka wasiat itu haram hukumnya, berdasarkan ijma’ dan dengan Al-Qur`an:

غَيْرَ مُضَارٍّ وَصِيَّةً مِنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ

“(Wasiat itu) tidak memberi mudarat (kepada sebagian pihak). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.” (An-Nisa`: 12)

Adapun wasiat yang bertentangan dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah, maka wasiat tersebut batil dan tidak boleh dilaksanakan. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru pada urusan (agama) ku ini apa yang tidak berasal darinya, maka hal itu tertolak.” (Muttafaqun ‘alaih)

⭕6⭕
Berwasiat agar jenazahnya diurus dan dikuburkan sesuai As-Sunnah
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata (Ahkamul Jana`iz, hal. 17-18): “Ketika adat kebiasaan yang dilakukan mayoritas kaum muslimin pada masa ini adalah bid’ah dalam urusan agama, lebih-lebih dalam masalah jenazah, maka termasuk perkara yang wajib adalah seorang muslim berwasiat (kepada ahli warisnya) agar jenazahnya diurus dan dikuburkan sesuai As-Sunnah, untuk mengamalkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”

Oleh: Ust. Undang Suherlan

〰〰〰〰〰〰〰〰〰