📚 Ikhlas + Sedekah = Bahagia
(Terinspirasi dari kisah seorang sahabat)
Kata orang, ikhlas itu persis seperti surat Al-Ikhlas, tak ada kata ikhlas di dalamnya tapi terasa sampai ke urat nadi. Dan aku sudah mencobanya, tapi ternyata sulit, kehilangan membuatku terlalu sedih hingga berlarut-larut.
🌸🌸🌸
Seminggu lalu aku baru kehilangan janin dalam kandunganku. Hati ibu mana yang tak retak ketika tahu ia kehilangan anak yang sedang dikandungnya? Seretak itulah aku. Meski suamiku tak henti memberi semangat, tapi hati tak dapat menipu, aku begitu terpukul.
Semua berawal saat aku dan suami pindah rumah. Beberapa barang-barang berat terpaksa harus kami angkat sendiri, tak kusangka hal itu justru menghilangkan janin dalam kandunganku. Rasa sakit dalam perut tak dapat tertahankan, dengan sigap suamiku membawaku ke dokter. Jantungku berdegup kencang seolah merasakan ada yang tidak beres, dan benar saja, begitu tahu aku kehilangan anakku, rasa sakit itu menjalar ke hati. Sedih bukan main, padahal anak itu telah kami tunggu bertahun-tahun lamanya. Ya Allah, betapa berdosanya aku. Tapi aku tak bisa melawan takdir.
🌸🌸🌸
Aku menatap wajah anak panti asuhan satu demi satu. Sempat terbesit keinginan untuk mengadopsi anak, tapi hati belum bertekad kuat, alhasil aku dan suami hanya datang sebulan sekali untuk santunan dan sekadar menemani bermain.
🌸🌸🌸
Berbulan-bulan telah berlalu. Suatu hari, tepat dijadwal santunan, aku justru tidak enak badan. Kami pun mengurungkan niat untuk berkunjung dan menggantinya dihari lain. Suamiku mengajak berobat dan diagnosa dokter membuat kami terkejut.
Aku hamil! Usia kandunganku pun sudah memasuki bulan ke dua, bahkan dokter bilang ada dua kantung janin yang tampak saat USG, berarti kemungkinan besar janin yang kukandung adalah bayi kembar.
Ya Allah, entah bagaimana aku harus mengucapkan syukur yang teramat dalam. Keikhlasan dan sedekah ternyata mendatangkan kebahagiaan lebih.
Oleh : Akh Freddy (Admiin Kompasy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar