Minggu, 12 Juni 2016

ATM 12 Juni 2016

RENUNGAN HARI KE-6
"Untung Allah bukan Kapitalis"

"Shalat seumur hidup pun ternyata tidak akan mampu membayar biaya sewa sepasang mata. Sedekah seumur hidup tidak akan mampu mengganti biaya sewa jantung."

☝��Lalai Saat Nikmat

Biasanya, saat segalanya terasa sulit, hidup terasa terhimpit, t t buy terasa sakit, dengan mudah kita memanjakan doa pada-Nya.

Tapi mari merenung sejenak, pernahkah kita berdo'a saat bahagia ?
Pernahkah kita ingat Allah saat hati kita sedang riang ?
Pernahkah kita sebut nama-Nya dalam keceriaan ?
Pernahkah kita memuji-Nya ketika kita nikmati setiap detik nikmat dari-Nya tanpa henti ?
Berapa sering kita memuji-Nya dalam keadaan lapang ?

Allahu Rabb...
Kita hanya tahu bersujud bersimpuh saat maslah menimpa.
Kita meneteskan air mata kala musibah tiba.
Kita bahkan khusyuk berdo'a dengan iba ketika memanjat doa saat ada banyak harap dan cita yang kita damba.

Saudaraku...
Jangan pernah berkata Allah telah tidak adil kepada kita.
Sungguh jangan pernah diri² kita mengeluarkan kata² seperti itu.

"Dan jika kamu hitung-hitung nikmat Allah itu, kamu tidak akan sanggup menghitungnya." (QS. Ibrahim : 34)

☝��Pewaris Sulaiman atau Karun

Membandingkan dua hal mungkin lebih mudah bagi kita untuk menyadari penting tidaknya sesuatu.

Antar nikmat yang diraih oleh Nabi Sulaiman dengan kekayaan yang diterima Karun. Karena perbedaan cara menyikapinya, bisa sangat berbeda pula efek pada akhir hidupnya.

Ketika Nabi Sulaiman mendapatkan kekayaan dan puncak kenikmatan dunia, apa yang keluar dari lisan beliau ?

"Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kafir [akan nikmat-Nya]." (QS. An-Naml :40)

Lalu ketika Karun mendapatkan harta berlimpah, dia dengan sombongnya mengatakan klaim bahwa harganya adalah hasil dari usahanya sendiri.

"Karun berkata : Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." (QS. Al-Qashash : 78)

IBRAH kita dapatkan dari dua penyikapan berbeda ini, bahwa ketika kita benar² menyadari bahwa kita sebagai manusia sungguh memiliki banyak titik lemah dan tidak akan bisa berbuat banyak hal tanpa kehendak Allah.

"Maka Kami benamkanlah Karun serta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah..." (Al-Qashash : 81)

Dalam hidup, ada golongan manusia yang mengikuti Karun dan Nabi Sulaiman.

Seperti Karun yang tidak mengakui peran Rabb dalam hidupnya. Menganggap kerja kerasnya, kecerdasannya, bakatnya, kerajinannya tidak pernah bersyukur. Org seperti ini adalah termasuk golongan para pembangkang Allah, penentang dakwah, musuh² Islam.

Sedangkan seperti Nabi Sulaiman, yg tidak pernah lupa peran Apakah dalam setiap nikmat yang diraihnya.
Ia gunakan nikmat itu untuk mengabdi kepada Allah.

Saudaraku...
Maka mari kita Ziyadah.
Kata ini sepertinya dapat dijadikan motivasi agar kita senantiasa bersyukur.
Semoga nikmat Allah senantiasa terus menerus tercurahkan hingga akhir hayat kita.
Hingga saat Allah menghitung amal kita di pasang Makhsyar w.

Ah, tentu nikmat Surga menjadi dambaan kita yah tidak dapat ditawar lagi.
Aamiin Yaa Rabbal'alamiin

#Mari Memperbaiki Diri
#Lillah, Billah, Fillah

Kutipan :
Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku
[Ahmad Rifa'i Rif'an]

By:Maulida Kaz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar