Sabtu, 25 Juni 2016

ATM 25 Juni 2016

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" {59}

Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. {60}

Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. {61}

Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat. {62}

�� QS Al-An'am:59-62 ��

Sejenak terhenti tilawah diri. Walau terus... berulang kali membaca ayat-ayat ini, tak mampu diri menahan gemuruh di dalam dada tiap menemuinya. Ya... gelombang-gelombang yang terus bergulir di qalby.

Seringkali diri sebagai insan *merasa aman* ketika berlaku tak baik, tak tergubris jeritan hati... atau bahkan tak terdengar sama sekali. Mengetahui... bahwa sehelai daun yang jatuh atau sebutir biji yang terjatuh di gelap gulita pun Rabb *tahu*!

Ahh... rasanya tiba-tiba lutut menjadi kosong tak bersendi. Mengingat keangkuhan diri pada dunia saat menjalani hari.

Padahal _"Dialah yang menidurkan kamu di malam hari_" dan _"Dia membangunkan kamu pada siang hari_". Diri bisa apa ? Tidur saja Rabb yang memberi... Hidup, Rabb yang membangunkan...

_"disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan._"

Seolah isi dari kehidupan diri adalah terlupa dan *terlupa* akan hakikat... bahwa setiap diri memiliki masa... bahwa setiap kedip mata, langkah, kayuhan, besitan hati juga ungkapan ² diri akan diputar kembali. Layaknya sebuah cinema yang akan membuat diri (mungkin) tertegun, menangis... juga bisa jadi tak sanggup melihatnya kembali.

Itu bagi diri-diri yang terus menerus terlupa. Atau bersengaja... berbahagia atas kelupaannya. Atau bisa juga diri tengah merintih... menangis atas kelupaannya yang *belum tersadari*.

Berbeda dengan diri-diri yang selalu *ingat* dan mawas diri. Putaran film kehidupan yang pernah diri jalani akan menjadi sebuah senyum manis.

Dunia... hanyalah sebuah ladang. Sesaat... dan pasti terlalui. Sedang akhirat... adalah tempat semua diri kan kembali. Memanen jeri dan usaha diri. Sebuah negeri abadi.

“Akan tetapi kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal”.
[QS Al-A'la : 16-17]

Kitakah... Yang Rabb sebut 'kalian' pada ayat tersebut?

ﻻ ﺇﻟﻪَ ﺇﻻ ﺃﻧﺖَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺇِﻧِّﻲ ﻛُﻨْﺖُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴْﻦَ

_Laa ilaha illa Anta Subhanaka innii kuntu minazh-zholimiin._

Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh diri ini termasuk orang-orang yang zalim.


#Semangat Tilawah
#Semangat Menjadi Pribadi Indah

-ummu adib-

___
_Momen Ramadhan ini, Rabb... mohon berikan kami kekuatan untuk kembali. Meningkatkan diri._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar