RENUNGAN HARI KE-8
"Mengerdilkan Ukhuwah"
"Tidaklah termasuk golongan kami barang siapa yang menyeru kepada asyabiyyah (fanatisme kelompok). Dan tidaklah termasuk golongan kami barang siapa yang berperang atas dasar asyabiyyah. Dan tidaklah termasuk golongan kami barang siapa yang terbunuh atas nama asyabiyyah." (HR. Abu Dawud)
Ketika budaya saling menyalahkan antarkelompok keislaman masih saja terjadi, bahkan terkait hal yang bersifat furu' (tidak pokok), tidak jarang debat kusir timbul antarkelompok keislaman yang berbeda pemahaman.
Misalkan, perdebatan antarsaudara tentang tarawih yang benar 20 atau 8 raka'at.
Lagi satu bersitegang tentang hukum Qunut pada shalat shubuh.
Mengakibatkan saling ejek, kritik, dan tidak rukun hanya karena berbeda mazhab.
Mungkin saya menganut ini, anda menganut itu, dan saudara kita lain menganut paham lain juga.
Tentu di sini terdapat perbedaan pendapat, pemikiran. Namun bisa saling kita musyawarahkan satu sama lain, sehingga menghasilkan satu keputusan yang di sepakati bersama.
Pepatah kata : "Bahwa seribu kepala punya seribu pendapat"
☝Maka, mari kita terima realitas sosial ini. Terimalah perbedaan, dan bingkailah perbedaan itu dengan hubungan sosial yang damai.
Budaya Diskusi
Dalam Al-Qur'an, Allah menyerukan kepada manusia untuk selalu membiasakan budaya diskusi atau musyawarah untuk menyelesaikan masalah-masalah duniawi.
Sebagaimana dalam surah Asy-Syura ayat 38, "Dan [bagi] orang-orang yang menerima [mematuhi] seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka [diputuskan] dengan musyawarah antara mereka; dan melepas menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka".
Firman lain menyebutkan,
"... Maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan tetap bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu..." (QS. Ali 'Imran : 159)
Pengerdilan Ukhuwah
"Perbedaan pada umatku," kata Rasulullah, "adalah rahmat."
Maka mari membiasakan diri untuk melihat dan memahami perbedaan dalam proporsi yang tepat.
Hijab-hijab sosial antarika adalah karunia dari Allah agar kita memiliki rasa ingin mengenal antarsatu kelompok dengan kelompok lain.
Kotak-kotak organisasi itu adalah rahmat Allah agar kita saling diskusi dan saling bermusyawarah sehingga relasi sosial yang timbul semarak dengan budaya belajar dan terus belajar.
Mengapa fanatisme terhadap sebuah kelompok dilarang ?
Banyak memang alasan yang bisa kita gali.
Salah satunya adalah Pengerdilan Makna Ukhuwah.
Sang Pencipta telah memerintahkan kita untuk menjadikan orang-orang yang meyakini bahwa Allah adalah Tuhannya, dan Rasulullah Muhammad adalah Rasulnya, sebagai saudara.
Persaudaraan yang diikat dengan tali akidah seharusnya lebih erat daripada segala hubungan lain yang terjalin.
#Mari Memperbaiki Diri
#Lillah, Billah, Fillah
Sumber :
Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku
[Ahmad Rifa'i Rif'an]
By:Maulida Kaz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar